Risa masih malas-malasan ketika Bundanya membangunkan untuk sholat shubuh. Semalam dia belajar sampai jam 2 dinihari untuk UAS hari ini. Maklum saja matakuliyah hari ini termasuk matakuliyah penting bernilai 4 sks.
"Dek, habis sholat kamu langsung mandi ya. Ikut Bunda ke rumah Tante Mirna sekalian kamu kuliyah"
Risa memasang wajah keberatan "kan Risa masuk jam 8 bund"
"Iya bunda takut nanti gak kekejar. Kan kamu tau sendiri Tante Mirna kalau ketemu Bunda. Pasti ngajakin ngobrol kesana kemari"
"Ya Bunda bilanglah ke Tante Mirna kalau mau antar Risa, lagian nanti disana Risa bakal jadi obat nyamuk aja"
"Lho.. kan ada Tomi, kamu sekelas kan sama Tomi?"
Risa diam. Meski dia dan Tomi kenal sejak kecil, tapi mereka tak bertegur sapa. Apalagi gaya kehidupan Tomi yang bertolak belakang dengan Risa.
"Risa gak mau Bund"
Tanpa mempedulikan Bundanya, Risa langsung berjalan ke kamar mandi.
"Dek, habis sholat kamu langsung mandi ya. Ikut Bunda ke rumah Tante Mirna sekalian kamu kuliyah"
Risa memasang wajah keberatan "kan Risa masuk jam 8 bund"
"Iya bunda takut nanti gak kekejar. Kan kamu tau sendiri Tante Mirna kalau ketemu Bunda. Pasti ngajakin ngobrol kesana kemari"
"Ya Bunda bilanglah ke Tante Mirna kalau mau antar Risa, lagian nanti disana Risa bakal jadi obat nyamuk aja"
"Lho.. kan ada Tomi, kamu sekelas kan sama Tomi?"
Risa diam. Meski dia dan Tomi kenal sejak kecil, tapi mereka tak bertegur sapa. Apalagi gaya kehidupan Tomi yang bertolak belakang dengan Risa.
"Risa gak mau Bund"
Tanpa mempedulikan Bundanya, Risa langsung berjalan ke kamar mandi.
Risa berkali-kali melirik jam dinding di ruang tamu, jam 6:44. Dia sudah siap dari setengah jam yang lalu.
"Halo Bund, sudah jalan kan?"
"Sudah dek, ini juga udah mau ngelewatin kampus kamu kok. Sabar ya, In syaa Allah setengah jam lagi Bunda sampai"
"Risa naik taxi aja ya bund?"
"Jangan, biar BUNDA yang antar, sudah adek tenang saja. bunda ngebut. Sudah ya. Wassalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Tuut.. obrolan berakhir. Untuk menghindari jenuh, Risa membuka-buka kembali materi untuk Matkul hari ini.
07:07. Risa berkali-kali menghubungi Bundanya, tapi tidak ada jawaban.
Jarak dari rumah kekampusnya memang hanya 20 menit, tapi mau menunggu Bundanya sampai kapan?
"Kok belum berangkat dek?"
Sapa Ayahnya yang sudah rapi dan hendak kekantor.
"Nunggu Bunda, Ayah bisa antar Risa nggak?" Tanya Risa berharap.
"Aduh dek maaf, hari ini Ayah ada jadwal bertemu investor penting jam 8 di PIM. Kamu tau kan arteri macetnya kayak apa, kalau pagi. Bang Romi kemana? Coba suruh antar"
"Bang Romi nginep di rumah temannya. Mobilnya aja gak ada. Gini deh nanti Risa lanjut pake taxi Yah"
"No, ayah gak mau kamu naik taxi kalau tidak mendesak"
"Tapi Risa UAS jam 8 Yah"
Ayah diam sejenak "begini saja, kampus kamu kan dekat. Nanti jam setengah delapan kalau bunda belum pulang, kamu boleh pesan taxi"
"Iya Yah, terimakasih"
"Ya sudah, Ayah berangkat dulu ya"
Risa mencium punggung tangan ayahnya "Hati-hati Yah"
"Iya, kamu juga. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Risa kembali membuka buku-buku pelajarannya.
"Halo Bund, sudah jalan kan?"
"Sudah dek, ini juga udah mau ngelewatin kampus kamu kok. Sabar ya, In syaa Allah setengah jam lagi Bunda sampai"
"Risa naik taxi aja ya bund?"
"Jangan, biar BUNDA yang antar, sudah adek tenang saja. bunda ngebut. Sudah ya. Wassalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Tuut.. obrolan berakhir. Untuk menghindari jenuh, Risa membuka-buka kembali materi untuk Matkul hari ini.
07:07. Risa berkali-kali menghubungi Bundanya, tapi tidak ada jawaban.
Jarak dari rumah kekampusnya memang hanya 20 menit, tapi mau menunggu Bundanya sampai kapan?
"Kok belum berangkat dek?"
Sapa Ayahnya yang sudah rapi dan hendak kekantor.
"Nunggu Bunda, Ayah bisa antar Risa nggak?" Tanya Risa berharap.
"Aduh dek maaf, hari ini Ayah ada jadwal bertemu investor penting jam 8 di PIM. Kamu tau kan arteri macetnya kayak apa, kalau pagi. Bang Romi kemana? Coba suruh antar"
"Bang Romi nginep di rumah temannya. Mobilnya aja gak ada. Gini deh nanti Risa lanjut pake taxi Yah"
"No, ayah gak mau kamu naik taxi kalau tidak mendesak"
"Tapi Risa UAS jam 8 Yah"
Ayah diam sejenak "begini saja, kampus kamu kan dekat. Nanti jam setengah delapan kalau bunda belum pulang, kamu boleh pesan taxi"
"Iya Yah, terimakasih"
"Ya sudah, Ayah berangkat dulu ya"
Risa mencium punggung tangan ayahnya "Hati-hati Yah"
"Iya, kamu juga. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Risa kembali membuka buku-buku pelajarannya.
Akhirnya Risa sampai kampus tepat waktu, Bundanya memang pembalap jalanan yang hebat. Bahkan Risa masih sempat membaca ulang beberapa halaman yang ia pelajari semalam sebelum Dosen masuk.
UAS pun berjalan dengan lancar, soalnya juga tidak terlalu sulit. Hampir semua yang dia pelajari keluar. Risa melirik laki-laki yang duduk di pojok depan. Dia biasanya paling unggul satu level diatasnya, tapi karena telat dia seperti kebingungan dan nampak gugup. Bisa dipastikan nilainya akan lebih bagus dari pada Fariz.
Risa sudah hampir selesai, namun tiba-tiba orang yang duduk dibelakangnya memegang pundaknya dan merengek-rengek minta contekan.
"Neng Risa.. Neng.. Neng Risa.. NENG RISA!!!!!"
UAS pun berjalan dengan lancar, soalnya juga tidak terlalu sulit. Hampir semua yang dia pelajari keluar. Risa melirik laki-laki yang duduk di pojok depan. Dia biasanya paling unggul satu level diatasnya, tapi karena telat dia seperti kebingungan dan nampak gugup. Bisa dipastikan nilainya akan lebih bagus dari pada Fariz.
Risa sudah hampir selesai, namun tiba-tiba orang yang duduk dibelakangnya memegang pundaknya dan merengek-rengek minta contekan.
"Neng Risa.. Neng.. Neng Risa.. NENG RISA!!!!!"
"Astaghfirullah!!"
Risa mengatur nafasnya. Sementara perempuan didepannya tampak menunduk ketakutan.
"Maaf Neng, terpaksa Mbok bangunkan agak kasar"
"Ya Allah.. Mbok.. Risa benar-benar kaget. Ada apa Mbok?"
"Neng bukannya mau kuliyah? Kata Ibu tadi disuruh naik taxi saja"
Kuliyah??? Risa melirik jam tangannya, 08.47.
"Astagfirullah!!! Cuma mimpi"
Risa langsung berlari keluar komplek rumahnya. Karena kurang tidur untuk persiapan hari ini, dia sampai ketiduran. Meskipun tau kalau dia sangat terlambat, Risa berharap bisa ketemu Dosennya untuk di beri ujian ulang asal jangan HER. Untungnya dia langsung dapat taxi, memang tidak efisien saat terburu-buru, tapi dia trauma naik ojek.
"Macet banget ya bang" keluhnya pada sopir taxi.
"Iya neng, katanya ada yang tabrakan. Jadi macet sampe sekarang. Padahal mah tabrakannya udah dari pagi"
Risa hanya diam antara cemas dan kesal.
Risa mengatur nafasnya. Sementara perempuan didepannya tampak menunduk ketakutan.
"Maaf Neng, terpaksa Mbok bangunkan agak kasar"
"Ya Allah.. Mbok.. Risa benar-benar kaget. Ada apa Mbok?"
"Neng bukannya mau kuliyah? Kata Ibu tadi disuruh naik taxi saja"
Kuliyah??? Risa melirik jam tangannya, 08.47.
"Astagfirullah!!! Cuma mimpi"
Risa langsung berlari keluar komplek rumahnya. Karena kurang tidur untuk persiapan hari ini, dia sampai ketiduran. Meskipun tau kalau dia sangat terlambat, Risa berharap bisa ketemu Dosennya untuk di beri ujian ulang asal jangan HER. Untungnya dia langsung dapat taxi, memang tidak efisien saat terburu-buru, tapi dia trauma naik ojek.
"Macet banget ya bang" keluhnya pada sopir taxi.
"Iya neng, katanya ada yang tabrakan. Jadi macet sampe sekarang. Padahal mah tabrakannya udah dari pagi"
Risa hanya diam antara cemas dan kesal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar