Aisha berhenti dari larinya setelah yakin meyfa tak berhasil mengejarnya.. ia ngos-ngosan mengatur nafasnya.. tapi kemudian… Tanpa ia sangka ia menangis, yah.. menagis sejadi-jadinya.. dadanya begitu sesak setelah mengetahui sahabatnya sejak kecil juga mencintai… Hahh.. laki-laki itu, mana mungkin bagi Aisha bisa memilikinya.. apa lagi, kini ia bersaing dengan Meifa, meifa punya segalanya yang didambakan laki-laki sholeh, dan gigar punya segalanya yang didambakan wanita sholehah.. mereka cocok.. Ia sendiri tak mengerti mengapa akhir-akhir ini ia sering memikirkan laki-laki itu.. dulu, meyfa memang sempat menyinggung pembicaraan tentang gigar, teman satu fakultas dengannya, tapi beda fakultas dengan meyfa. Tapi saat itu dia biasa saja.. tak ada reaksi sama sekalli.. Semua dimulai saat gigar memakai jasa mencucinya, dan ia menemukan dompet gigar tertinggal disaku celananya.. iapun mengembalikan dompet tersebut.! Tak ada yang istimewa memang.. tapi,, ucapan itu “terimakasih ukhty, wah.. beruntung saya memakai jasa ukhty, coba jasa orang lain, saya tidak bisa jamin dompet ini bisa kembali” deg! Saat itu, entah kenapa jantung Aisha seolah berontak dari tempatnya.. dan hal serupapun akan ia rasakan ketika gigar kembali memakai jasanya.. Ketika sedang menangis seperti itu, tiba-tiba seseorang menyodorkan tissue untuknya.. Aisha pun melihat orang itu, dan.. jantungnya memang berdebar hebat,.. orang yang baru saja dia fikirkan, kini berdiri didepan dia duduk..
“kenapa menangis ukhty?”tanyanya
“eh.. akhy gigar.. ti.. tidak..” jawabnya gugup
“ukh, masalah tidak akan selesai dengan air mata”
“…..” Aisha hanya diam.. Melihat Aisha Nampak hanya diam,
akhirnya gigar angkat bicara “oh ya ukh, saya mau mengambil…”
“kenapa menangis ukhty?”tanyanya
“eh.. akhy gigar.. ti.. tidak..” jawabnya gugup
“ukh, masalah tidak akan selesai dengan air mata”
“…..” Aisha hanya diam.. Melihat Aisha Nampak hanya diam,
akhirnya gigar angkat bicara “oh ya ukh, saya mau mengambil…”