Jam 07.30an. Gadis manis itu masih berdiri menatap kosong keluar. Penampilannya rapi, dan sudah siap untuk keluar. Tapi ia masih memenjara diri dalam rumah sederhana yang belum lama dia tempati.
"Sha, belum berangkat?"
Dia melirik asal suara, kemudian kembali memandang keluar.
"Hari ini kamu UAS terakhir. Kamu harus tetap kuliyah nak"
"Kuliyah? Mami fikir selama empat hari ini Felisha tidak ada niat untuk itu? Menahan tatapan sinis dan kata2 nyinyir" "teman-teman Felisha semuanya menjauhi. Bahkan tidak ada yang mau duduk dekat Felisha" katanya datar.
Tiba-tiba sebuah tangan menariknya.
"Ayo kakak antar"
Felisha menepis tangan kakaknya. "Percuma kak, sampai sana kita pasti telat"
"Kita buktikan, walaupun anak koruptor, kita masih semangat untuk kebaikan. Yang penting ada niat untuk datang"
"Tapi kak..."
"Sha, belum berangkat?"
Dia melirik asal suara, kemudian kembali memandang keluar.
"Hari ini kamu UAS terakhir. Kamu harus tetap kuliyah nak"
"Kuliyah? Mami fikir selama empat hari ini Felisha tidak ada niat untuk itu? Menahan tatapan sinis dan kata2 nyinyir" "teman-teman Felisha semuanya menjauhi. Bahkan tidak ada yang mau duduk dekat Felisha" katanya datar.
Tiba-tiba sebuah tangan menariknya.
"Ayo kakak antar"
Felisha menepis tangan kakaknya. "Percuma kak, sampai sana kita pasti telat"
"Kita buktikan, walaupun anak koruptor, kita masih semangat untuk kebaikan. Yang penting ada niat untuk datang"
"Tapi kak..."