>

Cari Blog Ini

Jumat, 23 Desember 2011

OASE DIDALAM HATI / #8




“Ukhty, apakah ukhty tengah berbohong?” Tanya Aisha agak ragu-ragu
Asti diam, dia memang tengah berbohong.. tapi, apa dia harus mengatakan yang sebenarnya pada teman barunya ini? Padahal ia tak bisa jamin kalau Aisha paham akan apa yang dia bicarakan..
“sa.. saya..” jawab asti gugup, ia bingung..
“Apakah ukhty teman SMPnya akhy gigar? Apakah ukty mengenal Akhy gigar sebelum dia taat dalam agamanya?”
Asti benar-benar tersentak dibuatnya, dari mana Aisha bisa tau semua itu? Padahal dia baru berfikir tak mungkin Aisha mengerti akan apa yang dia bicarakan.
“dari mana ukhty Aisha tau hal itu?” Tanya Asti
“tak perlu dari mana saya tau hal itu, hanya saja saya ingin menyampaikan bahwa terkadang apa yang kita anggap buruk tak selamanya buruk” kata Aisha
Asti benar-benar tak mengerti apa yang dibicarakan oleh Aisha, sejauh apakah yang dia ketahui tentang masa lalu gigar? Sampai-sampai dia mengatakan hal demikian..
“Maksud ukhty Aisha?” Tanya Asti
“hem.. suatu saat ukhty juga mengerti apa yang saya maksud, tapi saya harap ukhty bisa menghargai perasaan orang lain yang telah diberikan untuk ukhty”
“saya benar-benar tak mengerti apa yang ukhty bicarakan!!”
Aisha diam, ia berfikir begitu kerasnyakah hati orang yang dia hadapi ini? Sampai tak tau kesalahannya.. ia mendekatkan mulutnya didepan telinga Asti seraya berbisik
“ukhty, akhy gigar masih sakit hati atas sikap ukhty mempermainkan perasaannya dulu.. jadi saya harap ukhty mau minta maaf” katanya.

Aisha pun berlalu.. dan Asti baru menyadari bahwa Aisha berfikir dirinya adalah Faya..


***

Gigar masih termenung diatas sajadahnya..
Jam menunjukkan pukul 01.30 dini hari.
kata-kata asti tadi siang benar-benar membuat hatinya sakit.. yah! Lebih sakit dari yang ia rasakan sebelumnya.. berkali-kali ia beristighfar, air matanya pun tak mampu ia bendung.,,
Ia memang membenci faya, tapi ia juga tak memungkiri fayalah yang membuatnya sekarang jadi seperti ini.. ia selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk bisa meninggalkan segala kemewahan dunia.. yah! Ia tak ingin seperti faya yang terlena dengan harta orang tuanya..
Fayalah yang membuatnya mengenal dien lebih dalam..
Jadi, Allah mengirimkan hidayah untuknya melalui faya.. ‘tapi mengapa Allah tak menurunkan hidayah untuk faya juga?’ fikirnya.
Ia menyesalkan faya masih berada dalam dunia semunya, kemewahan, dan seluruh pengikutnya..
“Ya Allah.. bimbinglah dia untuk berada dijalan-Mu.. jadikan dia wanita yang sholehah..” bisiknya..


Pagi itu cuaca sedikit tidak bersahabat.. sejak semalam hujan deras mengguyur kota tempat gigar tinggal hingga pagi hari masih menyisakan gerimis..
Tapi baginya, yang masih sekolah harus tetap semangat..
Apa lagi sekarang pak Andrian.. si guru matematika yang killer punya jam di kelasnya..
Sesampainya disekolah, suasana masih sepi, meskipun jam sudah menunjukkan pukul tujuh tepat! Tapi hujan selalu jadi alasan untuk terlambat sekolah!!
Gigar duduk dibangku depan kelasnya, ngobrol bersama teman-teman yang kebetulan sudah datang lebih awal.. tapi kemudian pembicaraan seru mereka tiba-tiba terhenti! Semua temannya memandang gerbang sekolah dengan terpukau.. gigarpun mengikuti pandangan teman-temannya..
“wah.. si Faya beruntung banget yah lahir didunia ini” kata salah satu dari mereka
“iya! Cantik, pintar, kaya, perfect deh..” sambung yang lain..
Langkah faya terhenti karna salah satu sahabatnya Indi Aqualistavia menghampirinya,,
“hay fay!” sapanya..
Faya yang sedang berjalanpun menghentikan langkahnya
“hay! Yang lain mana?” tanyanya
“belum berangkat kali! Maklum kan gerimis..” jawab Indi “oya, tugas pak Andrian udah belum?” Tanya indi
“udah donk! Kamu?”
“udah, oh ya bentar ya?”
Ketika gigar dan teman-temannya sedang asyik melihat mereka tiba-tiba indi menghampiri..
“oh ya, boleh Tanya nggak? Yang namanya Gigar Febrian mana ya?” Tanya indi
Gigar tersentak.. saat itu mereka memang masih satu bulan menginjak jenjang SMP
“saya” jawab gigar
“oh! Kata pak andrian anak satu B ada yang pintar matematikanya, namanya gigar febrian,, kamu ya?” Tanya indi basa basi
Gigar hanya tersenyum.. waktu kelas satu mereka memang tidak satu kelas..
“ng.. nggak tau juga ya?” kata gigar
“boleh nyontek nggak?”
Gigar menyerahkan bukunya, tapi tiba-tiba..
“indi! Apa-apaan sih!” faya menyahut buku itu dan merobeknya.. “kalau kamu belum selesai, kan bisa nyontek tempatku!” omelnya kemudian
Sontak gigarpun marah-marah
“eh! Kalau marah sama teman kamu, jangan buku orang donk yang kena!” katanya seraya bangkit dari duduknya
“kamu juga! Mudah banget sih ngasih contekan sama orang yang baru kamu kenal?! Kalau jawaban kamu diganti gimana coba!” kali ini malah gigar yang kena omel balik
“ loh! Itu buku saya, jawaban saya sendiri yang ngerjain! Terserah saya donk mau ngasih contekan sama siapa?! Kok kamu yang sibuk!” balas gigar
“tapi dia sahabat saya! Harusnya dia nyontek sama saya bukan sama kamu!” kata faya ngotot
“loh! Itu juga terserah dia! Mungkin dia menilai saya lebih pintar dari kamu!!”
Fayapun marah besar endengar gigar berkata seperti itu.. pertengkaranpun tak terelakkan diantara mereka.. hingga berakhir dibawah ting bendera..
Ya! Mereka berdua dihukum hormat dibawah tiang bendera karena telah memberikan jawaban tugas,, dan untuk indi, berakhir di toilet sekolah karena mencontek..
Alhasil, sehari itu mereka tidak mengikuti pelajaran sekolah sampai jam pulang..
Gigar sedikit jengkel dengan faya, gadis yang tadi kedatangnnya dipuji-puji oleh temannya.. saat pulang sekolah ia tak langsung pulang, ia duduk didepan kelas yang tadi pagi ia tempati.. dan saat itu faya datang memberikan minum untuknya..
“maaf ya? Tadi udah buat kamu dihukum..” katanya
Gigar hanya diam, ia masih jengkel dengan gadis itu.. fayapun duduk disampingnya..
“kita itu harus berusaha, seperti halnya untuk hidup, kita harus berusaha untuk tetap menghirup dan mengeluarkan udara, makan, dan bekerja” katanya..
Gigar mengerutkan keningnya tak mengerti..
“kamu tau nggak, kenapa indi tadi nyotek kamu?”
Gigar menggeleng
“sebenarnya bukan karna dia menilai saya lebih pintar dari kamu.. tapi karna dia malu mencontek pada saya”
“maksud kamu?” Tanya gigar
“Indi tak pernah mau berusaha untuk prestasinya”
Gigar diam mendengarkan faya berbicara
“ia selalu mencontek, tapi akau tak pernah mengizinkan”
“….”
“karna, kalau aku memberikan contekan padanya itu artinya aku membiarkan dia dalam kemalasan dan kebodohan!”

Gigar tersentak dari lamunannya! Ia teringat kata-kata itu. ‘kalau aku memberikan contekan padanya itu artinya aku membiarkan dia dalam kemalasan dan kebodohan!’ dan saat ini, apakah dia kan membiarkan faya dalam kebahagiaan palsu???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar