>

Cari Blog Ini

Rabu, 01 Agustus 2012

OASE DIDALAM HATI / #23 (selesai)



Sementara itu Faya terdiam didalam kamarnya. Ia merasa hidupnya benar benar sepi, tapi entah kenapa tiba-tiba sebuah rasa bahagia singgah didalam hatinya. Ia sendiri tidak tau datangnya dari mana. Ia tak merasa terbebani dengan apa yang menimpanya. “apa sudah saatnya?” bisiknya pelan.
Ia melangkah keluar kamarnya, tapi ketika hendak menuruni tangga kontrakannya, kakinya terasa sulit digerakkan, ia tetap memaksanya untuk berjalan.
Tepat saat itu Emma justru tengah menangis tersedu-sedu. Bagaimana tidak! Apa yang dikatakan surya waktu itu benar adanya. Undangan yang ia terima dan tak pernah ia hiraukan adalah undangan pernikahan Aisha dan Gigar! Bukan Faya dan Surya!..

Gigar.. yang menurut lila adalah satu-satunya laki-laki yang masih bertahan didalam hati faya, laki-laki yang sudah sekian lama singgah dan sangat lama, hinga tidak ada seorangpun yang mampu menggantikan! Bukan Surya, apalagi Je! Laki-laki yang selalu menjadi Oase didalam hatinya yang tandus! Dan yang lebih menyakitkan bagi Emma adalah sebuah rahasia yang disimpan dengan baik oleh surya, lila dan faya. Bahwa faya mengidap kanker otak!
“lalu apa yang bisa aku lakukan lila!” kata emma sesenggukan
“kita temui faya! Pernikahan ini dirahasiakan dari faya. Biarlah kita lalui hari-hari kita bersama seperti dulu.. kita berdo’a semoga Indi dan Asti pun akan menemukan kita” kata lila..
Mereka berduapun beranjak dari kamar menuju kontrakan faya. Namun setelah sampai disana, tak ada tanda-tanda bahwa faya dirumah. telfonnyapun tak kunjung diangkat oleh faya..
Namun, lila mendengarkan sesuatu. “ma, kamu dengar bunyi telfon?” Tanya lila
Emma menggeleng “tidak!” katanya sambil mengakhiri panggilan
“tadi! Coba kamu telfon lagi!”
Benar saja, handphone faya ada didalam. Artinya faya juga berada didalam! Akhirnya lila dan emma memaksa masuk kedalam rumah! Emma menjerit histeris karna faya jatuh dari tangga,,

Surya merasa tak enak hati sekaligus cemas, disaat moment penting untuk adiknya, dan ia sebagai wali. Tapi nada panggilan dari handphonenya justru mengganggu. Cemas karna Emma yang menelfon. Ia yakin sesuatu tengah terjadi pada faya. Untuk apa emma menelponnya kalau tidak karna faya? Akhirnya ia berikan handphonenya pada nabil yang sedari tadi menawarkan diri untuk mengangkat. Ijab qabulpun dimulai..
Surya sangat bahagia melihat raut wajah adiknya dan gigar. Bagaimana Nampak tidak ada keraguan sama sekali bahwa gigar memang sangat mencintai Aisha. Ia selalu tersenyum sepanjang acara hingga selesai mengucapkan ijab qabul dan Aisha mencium tangannya dengan khidmad. Tapi..
“kak surya, mbak Faya kritis dirumah sakit..!!!!”
Nabil yang masuk secara tiba-tiba membuat seluruh yang hadir terkejut..
“faya???” kata gigar lirih, jantungnya berdegup kencang.
“faya!!!” kali ini asti tak kalah kaget.
“mbak fay! Kenapa?” Aisha sontak bangkit dari duduknya.
Nabil baru menyadari bahwa ia merusak suasana.. “maaf..” bisiknya
Sementara itu, surya dengan tergesa-gesa menghampirinya yang masih mematung didepan pintu “kita kesana sekarang!” kata surya.
“Aisha ikut!” Aisha angkat bicara.
“tapi..”
“bang! Mbak fay sedang kritis!”
Asti menghampiri Aisha “siapa dia ukhty?” Tanya asti
“dia adalah orang yang membuat saya berarti. dia boss saya”
“bukannya Fayzah!” kali ini gigar yang angkat bicara.
Ibu aisha menghampiri mereka “bicarakan ini didalam. Acara baru saja selesai, tidak sopan dengan tamu-tamu yang lain. Biar ibu yang menyambut mereka”
“tapi Aisha boleh ikutkan bu?” kata Aisha setengah memohon.
“bicarakan dulu dengan abangmu” kata ibu Aisha sembari menunjuk ke Surya
Merekapun masuk kedalam, surya langsung membanting tubuhnya dikursi.
“namanya Eriyafaya Ayeshally Willaga, dia mengidap kanker otak.. tapi saat ini ia kritis karna jatuh dari tangga” katanya membuka pembicaraan
“apa?!” seru gigar dan Asti hampir bersamaan.
“jadi.. selama ini, mbak fay sering jatuh, pusing, dan tak bisa mengontrol gerak tubuhnya bukan karna kecapaian??” kata nabil tak percaya
“mbak fay mengidap kanker otak?!” kata Aisha kaget “Lalu, akhy gigar dan ukhty Asti kenal?” lanjutnya
“dia…” gigar Nampak terbata-bata menjawab pertanyaan Aisha
“dia teman kami sewaktu SMP, dialah yang telah menyakiti gigar ukhty! Bukan saya” sahut Asti
“jadi…” Aishapun tak mampu melanjutkan kata-katanya
“maaf mas gigar. Saya terpaksa merahasiakannya dari mas gigar. Orang yang dulu akan saya kenalkan ke mas gigar adalah dia. Sampai saya tau bahwa dia adalah masa lalu mas gigar” kata nabil
Aisha roboh dari berdirinya., ia jatuhkan tubuhnya dikursi.
“kalau mas surya dan akhy nabil mau kesana, saya ikut!” kata asti.
“Aisha juga!” sahut Aisha
“tapi sha…” surya pun tak mampu berberkata-kata.
Sementara gigar hanya terdiam…

Gigar masih terpaku didepan kamar UGD. Faya.. yang beberapa bulan lalu ia temui.. dan meminta maaf padanya, sementara ia sendiri belum sempat meminta maaf, “berikan aku kesempatan untuk mengucapkannya fay” katanya pelan.
Nabil mennghampirinya “sabar mas” bisik nabil
Gigar hanya diam. Sementara Asti, Indi, Emma, dan Lila juga tengah berpegang tangan erat, mereka dipertemukan disaat Faya tengah beradu dengan maut..
“AIFEL” bisik Emma.
“yah.. menara tertinggi diparis, dan salah satu dari keajaiban dunia” sahut Asti
"Asti, Indi, Faya, Emma, Lila" kata lila
“tapi tak setinggi persahabatan kita, dan lebih berharga persahabatan kita!” tambah Indi. Merekapun kembali berpelukan..
Aisha yang baru mendengar semua kisahnya dari suryapun mendekati gigar.
“mas.. mas gigar, bisa kita bicara sebentar” katanya terbata-bata.
Gigarpun menurut mengikuti Aisha.
Sementara indi baru teringat sesuatu, “Akhy Nabil?” tanyanya sembari mendekati Nabil.
“iya, saya” jawab nabil
“kenal Meyfa”
Nabil tersentak! Meyfa? Gadis itu telah lama akrab didalam hatinya. “mak.. maksud ukhty?”
“bila faya tengah membutuhkan gigar, meyfapun tengah membutuhkan akhy!”
“sa.. saya!” kata nabil tak percaya.
“sebenarnya meyfa tengah sakit akhy!”
“benarkah!”
“iya, dia juga dirawat disini..”
Nabilpun mengikuti Indi menuju kamar meyfa, disana orang tua meyfa juga tengah berduka atas nasip anaknya. Dan alangkah kagetnya nabil ketika ibu meyfa memohon agar ia mau menikah dengan anaknya pagi ini juga! Sedangkan ia belum memberi kabar kepada keluarganya, dan ia belum menyediakan mahar untuk meyfa.
“tenang nak! Bapak mempunyai teman penghulu. Untuk maharnya, dulu meyfa pernah bilang dia ingin mahar seperti ketika sayyidina ‘Ali ibn Abi Thalib mendapatkan Fatimmah Az-Zahra. Surah Al Ikhlas tiga kali. Karna faedahnya seperti membaca Al Qur’an 30 juz” tutur ayah meyfa.
“dan meyfa ingin rumah tangganya dilandaskan atas Al Qur’an”
Entah mengapa, tiba-tiba nabil merasakan kemantapan didalam hatinya.

“cincin ini baru tadi malam ibu saya pasangkan dijarimu Aisha! Dan sekarang kau meminta cincin ini menjadi mahar untk faya?” Tanya gigar
“iya mas, mbak faya berhak atas semua itu!”
“tak terbesit dalam hatiku untuk menduakanmu Sha! Bahkan didalam hatiku telah berjanji tak akan ada satu hal apapun yang membuat aku menduakanmu! Termasuk faya!”
“tolonglah mas.. aku memintanya!” desak Aisha.
Maka begitu orang tua faya datang, gigarpun menikah dengan faya,. Begitu juga nabil..
Usai mengucapkan ijab Qabul gigar mengecup kening faya yang tengah terbaring dikamar rumah sakit, entah mengapa Aisha merasakan perasaan sakit yang tak terkira. “ternyata ciuman pertama itu bukan untukku”bisiknya
Surya yang berada disampingnya memeluknya erat.. bagi surya kepedihan adiknya kepedihannya juga. Tapi mereka juga harus sadar bahwa inilah jalan terbaik untuk faya..

“maafkan saya ukh, saya terpaksa harus merusak suasana disini,.. tapi saya tidak ingin syetan mendahului perasaan saya,.. bolehkah saya menikah dengan ukhty?”
Deg! Jantung indi terasa berhenti berdetak.. laki-laki itu.. yang beberapa hari lalu ia minta untuk menikah dengan meyfa, kali ini justru memintanya menikah dengannya.
“saya..”
“saya menerima atas semua jawaban ukhty” potong Asrul
Indi terdiam, nabil, keluarga meyfa dan meyfa yang menyaksikannyapun ikut gugup.
“saya pernah mengharapkan mencintai seseorang yang tak pasti dan takut mengharapkan seseorang yang lebih baik darinya. Sampai membuat saya terpuruk! Tapi ketika saya terbangun sesosok yang sangat sempurna hadir didepan mata saya” kata Meyfa mencairkan suasana. Sambil memandang nabil, nabilpun menggenggam tangannya.
“Bismillahirrahmanirrahim…” kata indi, suasanapun kembali hening “dengan segala kerendahan hati, dan mengharap ridho Ilahi, lamaran Akhy Nasrullah saya terima” lanjutnya
“Alhamdulillah..” kata yang didalam ruangan serempak.

***

Perlahan faya membuka matanya, ia sangat terkejut karna gigar tengah berada disisi kamarnya.
“gi.. gigar..” katanya tak percaya “kamu..”
Sttt.. gigar mengarahkan jari telunjuknya kebibir faya “jangan banyak bicara dulu sayang” katanya
“sayang?!”
Gigar memegang tangan faya, dan menunjukannya pada faya. Faya terharu sekaligus gembira, dijari manisnya melingkar sebuah cincin. “kamu.. kita..” katanya terbata-bata lidahnya terasa kelu.
Gigar mengangguk. Aisha, surya, dan sahabatnyapun terharu dibuatnya.
Tapi faya justru menangis tersedu-sedu. “terlambat gigar!” katanya
“kenapa?!” Tanya gigar tak mengerti
“terlambat, tapi aku sangat bahagia”
“sstt.. bicara apa kamu fay? Kamu pasti sembuh”
“maafkan aku gigar, kehadiranku selalu membuatmu bersedih” ucapnya sambil meneteskan air mata
“tapi kehadiranmua saat ini justru membuat aku bahagia sayang”
“Aaamiin… suamiku, relakan aku menghadapNya” kata faya sesenggukan
“faya.. perkataanmu itu justru akan membuatku bersedih istriku” kata gigar sambil menggenggam tangan faya erat.
“gigar..” “bila semua itu benar, aku ingin kau tak sendiri, aku punya seorang sahabat, namanya Aisha.
Seluruh yang ada diruanganpun tak sanggup menahan harunya. Aisha, Asti, Indi, Emma dan Lila pun berhambur memeluknya. Dan faya baru menyadari keberadaan mereka.
“ka.. kalian” kata faya tak percaya..
Mereka menjawab dengan tetesan air mata haru.
“Asti.. Indi.. Emma.. Lila..” katanya tak percaya. “aku bahagia!” lanjutnya. Kemudian ia melihat Aisha “Aisha..” aisha pun menggenggam tangan faya. “maukah kau menikah dengan gigar?” “dia pemuda yang sangaaat baik” lanjut faya.
Aisha justru menangis dibuatnya, Faya tak mengetahui yang sebenarnya terjadi. Bahwa ia adalah Istri pertama gigar. Faya mengenggam tangan gigar, “dia orangnya, cantik.. baik.. mandiri.. pintar.. dan yang pasti Shalehah. Dia yang membuat aku berjilbab”
“fay..”
“suamiku,” kata faya sambil mengarahkan jari telunjuknya kebibir gigar. Iapun memeluk gigar, tangis gigar tumpah dalam pelukannya.. tapi kemudian gigar menyadari bahwa pelukan faya yang erat semakin mengendur, dan tangannya dingin.
“Innalillahi wa Innailaihi rajiiun..” bisiknya, Sontak Aisha dan sahabat-sahabatnya pun histeris..

Tanah merah itu masih basah..
Satu persatu pengunjungnnya pergi meninggalkan TPU tersebut.. namun wanita itu,, dia masih duduk terpaku sambil memegang batu nisan.. hatinya benar-benar hancur.. ia terlalu lambat dalam melangkah..
Seandainya saja waktu itu ia sedikit berani.. sedikit saja keberanian singgah dihatinya.. (seperti seseorang yang kini tengah terbaring dipusara itu) mungkin ia tak akan menyesal..
“sudahlah.. semua sudah ada catatannya” tutur laki-laki yang juga masih dimakam itu..
“tapi…”
“mungkin memang belum berjodoh saja….”
Wanita itu kembali diam.. suasanapun kembali hening, mereka berdua larut dalam kenangan-kenangan indah bersama jasad tersebut..
….Bisa jadi, ini adalah langkah terakhir eriyafaya menuju gigar febrian.. bisa jadi, setelah ini, eriyafaya hanya tinggal tulisan nisan!!!
“Aisha, faya memang cinta pertamaku, namun kamu adalah cinta terakhirku. Dan Allah adalah cinta pertama dan terakhirku, padaNyalah kuletakkan cintaku terhadap kalian. Maka aku ikhlas atas apa yang terjadi terhadap kalian.”
“seandainya saat itu aku berani meminta maaf padanya” kali ini emma yang berbicara.
“dia telah memaafkanmu” kata Lila pelan.
Sementara Asti memilih menemui surya yang tengah terdiam disalah satu sudut TPU.
“sabar ya mas..” bisiknya
Surya menoleh, ia tersenyum “seharusnya kamu katakan itu pada gigar” katanya
“tapi gigar sangat mencintai ukhty Aisha”
“dan apa kamu lihat raut sedih diwajahku?”
Asti tersentak! Memang benar, surya tak tengah bersedih. Ia jadi salah tingkah dibuatnya. “jadi mas surya tengah bahagia?”
“tidak juga!”
“lalu?”
“aku sedang memikirkan, aku tak ingin seperti gigar dan faya, tapi aku ingin seperti gigar dan Aisha”
“maksudnya?”
“yah.. kalau perasaan beberapa hari lalu ini aku simpan, pasti akan berakhir seperti gigar dan faya. Maka dari itu, secepatnya aku ingin mengatakannya”
Raut muka Asti mendadak murung “mas surya mau menikah?”
“iya!”
“dengan?”
“dengan seseorang yang waktu pernikahan adikku menabrakku, dan meninggalkanku begitu saja” katanya
Asti tersentak dibuatnya. Pipinya merah
“ciiieee!!!!” Aisha, Gigar, Emma, LIla dan Indipun meledeknya.
“tapi kira-kira dia mau nggak bang?” ledek Aisha.
“iya, ya? Mau nggak ya as?” kali ini Emma yang angkat bicara.
“emm.. tanyakan saja langsung pada orang tuanya” kata asti sambil berlalu.
“hiiih!! Asti curang….!!” Kata Indi..
Indi, Emma, dan Lilapun mengejarnya. Keempat sahabat itu larut dalam gurau seperti beberapa waktu lalu ketika mereka masih SMP. Meski tanpa Faya, tapi mereka yakin Faya sangat bahagia..

Angin barat berhembus perlahan menerobos tiap fentilasi rumah… meyfa menutup jendela kamarnya rapat-rapat menanti suaminya pulang.. sementara Je tengah tertunduk diatas sajadahnya. Kepergian Faya menambakan kemantapan dhatinya,, karna membuat Emma semakin dewasa.. dan itu artinya, sekarang sudah tidak ada keraguan lagi dihatinya untuk memilih gadis itu..
Hujanpun turun menyirami bumi yang sekian lama kering…
Bagi mereka, faya adalah inspirasi yang tiada habisnya,.. bila gigar adalah oase faya, maka fayalah oase mereka, mereka yang tadinya tandus dan terpisah dalam waktu lama, kini menyatu kembali karna FAYA..


___--SELESAI--___

6 komentar:

  1. endingnya,, tidak seperti yang diharapkan,, :(

    BalasHapus
  2. Subhanallah, nggak nyangka kalo endingnya bkal kya gni,,, bner-bner bkin nangiiiiiissss....:'(

    BalasHapus
  3. terimakasih sudah mau membaca :)
    semoga Allah balas dengan kebaikan

    BalasHapus
  4. terharu sekali. berkat Faya, semua sahabatnya bahagia...

    BalasHapus
  5. MasyaaAllah .. Apakah faya disana bahagia? .. Kenapa malah saya yg sedih melihat kebahagiaan sahabat faya? .. Astaghfirullah

    BalasHapus
  6. MasyaaAllah .. Apakah faya disana bahagia? .. Kenapa malah saya yg sedih melihat kebahagiaan sahabat faya? .. Astaghfirullah

    BalasHapus