>

Cari Blog Ini

Jumat, 18 Maret 2016

PANEPISTIMIO - 2. Peristiwa Jum'at Pagi (1)

Pukul 07.00 WIB
Fariz berjalan santai menuju kampusnya. Dia sengaja datang satu jam lebih awal karena mau memesan tiket kereta untuk jalan-jalan begitu selesai UAS nanti. Rencananya dia akan ke Malang dan singgah dirumah pakleknya. Maklum anak kost, jadi internet mengandalkan wifi di kampus.
Bukan hal mudah baginya untuk bisa  liburan sampai Malang, dia harus menyisihkan uang kiriman orang tuanya. Yang artinya dia menghemat selama beberapa bulan.
Ciiiiittt.......
Persis didepan Fariz seorang ibu-ibu tertabrak mobil ketika hendak menyeberang. Naluri, Fariz langsung menghampiri si ibu. Lukanya lumayan parah. Pengendara mobil seorang ibu-ibu juga, tapi lebih muda. Dia terlihat panik dan meminta Fariz memasukkan ibu yang dia tabrak ke mobilnya untuk dia bawa kerumah sakit. Begitu Fariz masuk, pintu langsung di tutup dan ibu itu langsung melaju.

"Bu, kok saya ikutan ke rumah sakit. Saya cuma bantu mengangkat ibu ini" kali ini Fariz yang panik
"Tolong dik, kamu laki-laki, saya harap saya bisa andalkan kamu. Saya juga buru-buru karena tidak mau orang-orang sekitar sana marah dan semakin banyak yang melihat" kata ibu itu dengan suara bergetar yang ketakutan.
"Oke, kalau begitu ibu pelan-pelan nyetirnya. Saya takut ada korban lagi"
Ibu itu menuruti dan beristighfar. Karena tak menemukan tissue, berkali-kali ia menyeka keringat dan airmatanya dengan hijab yang dia pakai. Sembari terus berdzikir. Fariz yang duduk di kursi belakang mencoba menenangkan ibu yang merintih kesakitan.
Dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai di rumah sakit. si Ibu segera di beri pertolongan. Sementara Fariz dan Ibu yang menabrak menunggu di luar ruangan. Ibu itu terus menangis, sehingga Fariz tidak tega untuk meninggalkan dan mencoba menenangkan sebisanya.
Namanya Bu Ratih, dia tadi memang tengah terburu-buru karena mau mengantar anaknya ke kampus, dia dari rumah sahabatnya karena mengantar pesanan yang mau dipakai pagi ini oleh sahabatnya. Dia sudah meminta anaknya untuk ikut serta, karena memang melewati kampusnya, tapi anaknya menolak karena kepagian.
Fariz kembali ingat dia harus kekampus, dia melirik jam tangan bututnya, 07:58. Matanya terbelalak. Hari ini adalah UAS terakhir jam 08.00 dan hanya satu mata kuliyah.
"Bu, maaf sebelumnya. Saya juga harus ke kampus"
"Jadi kamu tadi juga mau kuliyah nak? Maafkan ibu ya? Ibu panik sekali" Bu Ratih menunjukkan wajah penyesalannya.
Fariz tersenyum "tidak apa-apa kok bu"
Bu Ratih membuka dompetnya, mengeluarkan lima lembar pecahan seratus ribuan. "Ini untuk ongkos kekampus. Ibu mohon diterima, karena kalau tidak ada kamu tadi ibu tidak tau akan seperti apa" "jumlahnya memang tidak seberapa, tapi ibu benar-benar terimakasih dan minta maaf"
Gemetar Fariz menerima uang dari bu Ratih. Baginya itu bukan nilai yang sedikit. Uang segitu sudah bisa makan selama hampir satu bulan.
"Tidak apa-apa bu, saya terimakasih juga. Permisi Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam "
Begitu keluar dari rumah sakit Fariz mencari tukang ojek, butuh waktu lima menit jalan kaki untuk sampai ke pangkalan tukang ojek. Dia berharap masih bisa masuk kelas. Sekarang sudah jam 08.11 sudah 11 menit dia telat. Ditambah jalanan yang macet dipagi hari, karena dia menuju daerah perkantoran dan sekolah. Fariz hanya bisa berharap sambil berdo'a.
*bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar