>

Cari Blog Ini

Senin, 13 Februari 2012

OASE DIDALAM HATI / #12



Aisha Nampak ragu-ragu menemui faya, sejak pulang dari kantor tadi ia Nampak murung.. seperti ada sesuatu yang difikirkannya..
“ada apa mbak? Ada masalah?” Tanya Aisha
Faya tersentak demi mendengar suara aisha, lamunanya buyar..”saya sedang memikirkan identitas saya” jawabnya
“maksud mbak faya?”
“saya ini penulis cerita islami.. tapi…” faya mendesah..”tadi dikantor ada karyawan baru, kak surya mengenalkan saya sebagai penulis disitu.. dan dengan entengnya dia mengira bahwa saya penulis remaja” lanjut faya
“lalu? Apa yang salah dari orang itu? Mungkin dia memang benar-benar tidak tau posisi mbak disana..” kata aisha menghibur.
Faya bangkit dari duduknya, ia berdiri disamping jendela.. menatap luar.. “seandainya saya berjilbab” terawangnya,.. “seperti kamu”
Aisha tersentak “sa.. saya? Em.. lalu kenapa mbak nggak berjilbab?”
“saya merasa belum pantas”
“tapi Allah yang menyayangi mbak sudah memanggil mbak faya untuk berjilbab”
“maksudnya.. memanggil saya?!” faya tak mengerti dengan apa yang Aisha ungkapkan
“iya, beliau memanggilnya dalam Al Qur’an surah An Nur ayat 31 dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasan (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat
“…..”
“aurat kita ini ibarat perhiasan.. nilai suatu perhiasan akan murah jika semua sudah mengetahuinya,,”
“saya…”
“jujur ukhty, saya sempat kecewa ketika pertama bertemu ukhty”
“kenapa?”
“jujur, saya sangat mengidolakan ukhty ketika diasrama.. meskipun belum melihat ukhty.. saya suka cerita-cerita yang ukhty tulis, maka dari itu ketika bang surya bilang kalau ukhty satu kantor dengannya,dan membutuhkan tenaga kerja, saya rela meninggalkan semua untuk bekerja pada ukhty..” kata Aisha “tapi kemudian.. ukhty yang saya bayangkan begitu anggun dengan jilbabnya.. jauh dari dugaan saya..”
Faya dia.. ia kembali dipusingkan oleh hal ini, ia takut kalau dia berjilbab dan suatu saat bertemu gigar.. lalu gigar mengira ia menyaingi gigar…
Mendadak kepalanya pusing.. dan terasa sakit memikirkan semua ini..


Surya masih diam, menunggu faya dirumah sakit.. tadi pagi dia jatuh dari tempat dudknya, dan kepalanya menatap lantai sampai pingsan..
Aisha yang baru datang Nampak memburunya
“apa kata dokter bang?” tanyanya kemudian
Surya tersentak dan sedikit gugup “emm.. Faya kecapaian, dia butuh istirahat dik”
“tapi mbk faya beneran nggak apa-apakan bang?”
“Insya Allah nggak apa-apa kok”
Aisha duduk disamping surya “gimana bisa pingsan bang?”
“abang juga kurang tau, tapi ada yang bilang dia tadi mau duduk.. dan jatuh!”
“tidak masuk akal”bisik aisha namun cukup didengar oleh Surya
“mungkin pusing dianya” tebak surya
Aisha hanya diam..
Sesaat ruangan itupun sunyi..
“mbak faya ingin berjilbab” Aisha membuka pembicaraan
Surya tersentak untuk kedua kalinya, “benarkah?”
“iya, tapi katanya dia masih ragu..”
“faya hanya tak ingin seseorang menyangka masih mencintainya..”
“maksud abang?”
“dulu waktu SMP, faya pernah menyatakan cinta pada seseorang, dan orang itu kini tekun dalam diennya.. faya benar-benar menyesal atas sikapnya,.. dan ingin menghapus semua itu.. ia takut jika suatu saat bertemu orang itu, ia berjilbab karna mengharapkan laki-laki tersebut”
“tapi bang, berjilbab itu hukumnya wajib bagi setiap wanita yang sudah baligh.. Allah tidak mungkin mendholimi hambaNya yang menjalankan perintahnya”
Surya menengok kearah Aisha “sampaikan itu padanya”
“abang mencintainya?” selidik aisha
Surya Nampak salah tingkah, menyikapi pertanyaan aisha
“benar bang?”
“benar, tapi pintu itu sudah tertutup”
“kenapa?”
“karna dari mata faya abang yakin kalau faya masih mencintai teman SMPnya itu,,” jawab surya putus asa “dia cinta pertama faya” lanjutnya
“berarti abang rela bila kak faya hidup dalam bayangan.. abang rela kak faya masih melangkah dan berkutat kemasa lalu?”
“apa yang bisa abang lakukan dik!! Faya bukan lah wanita yang mudah untuk mencintai seseorang!! Bayangkan, mereka terpisah enam tahun lebih! Dan bisa jadi laki-laki itu kini telah melupan dia!! Tapi faya???”
“nikahi dia bang!!” jawab Aisha tegas..
“maksud kamu?”
“perasaan abang pada mbak faya bisa saja suatu saat menjadi permainan syetan!! Dan perasaan mbak faya pada laki-laki itu bisa saja suatu saat justru membuat kak faya terpuruk.. abang mau melihat orang yang abang cintai terpuruk hanya karna ketidak beranian abang menyatakan cinta?”
“….”
“cinta yang diridhoi Allah itu mengobati bang, sedangkan cintanya mbak faya untuk laki-laki itu tentu sangat menyakikan buat mbak faya.. apa yang bisa kami lakukan sebagai wanita selain menunggu laki-laki yang mencintai kami mengkhitbah kami, ketika ternyata laki-laki yang kami cintai sama sekali tidak mencintai kami” kata Aisha sambil sesenggukan..
Surya tertegun mendengar apa yang dibicrakan adiknya, dan ia merasakan sesuatu terjadi pada adiknya,, “apa kau tengah merasakan apa yang faya rasakan?” tanyanya
Aisha mengangguk “saya yang salah.. terlalu cepat memvonis diri sendiri untuk mencintai seseorang”
“siapa?”
“dia teman satu asrama saya dulu bang, dia salalu memuji saya sebagai seorang yang jujur,, tapi syetan dengan mudahnya membuat saya tersanjung dengan pujian yang sebenarnya ujian buat saya agar lebih hati-hati menjaga perasaan ini” tutur aisha “sampai kemudian saya sadar bahwa meyfa lebih dulu mencintainya, mana mungkin saya rela menyakiti perasaan sahabat karib saya bang? Sahabat yang telah banyak berkorban buat saya” lanjutnya sembari matanya Nampak berkaca-kaca..
Surya mengusap kepala Aisha “ingat, rezeki, jodoh, maut itu sudah tertulis sebelum kita melihat dunia ini.. lalu untuk apa kamu ragu akan ketiga hal itu?”
Aisha tersenyum “makasih bang sudah mengingatkan”
Surya hanya mengangguk…


*Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar