>

Cari Blog Ini

Senin, 13 Februari 2012

OASE DIDALAM HATI / #13



Gigar benar-benar merasakan perasaan bimbang yang tak terkira..
jantungnya selalu berdengup kencang tiap mendengar nama Aisha.. ataupun teringat tentang gadis itu.. sudah tiga hari ini surat itu ia genggam.. isinya lah yang membuat ia tak habis fikir.. aisha memberikan nomor telpon ditempat ia bekerja, dan meminta maaf atas perlakuan tidak sopannya ‘
saya tidak bermaksud untuk menyinggung ataupun lancang terhadap Akhy, tapi saya takut kepada Rabb yang telah memberikan perasaan yang berarti ini untuk Akhy.. saya mohon ketegasan dan maklumnya..
Saya hanyalah seorang hambaNya yang selalu ingin menjaga fitrah ini, tapi.. ketika sampai perasaan yang saya sendiri tak tahu dari mana datangnya, saya seperti tak mampu menjaga iffah saya.. menjaga martabat saya,,
Akhy.. akhy tentu tau apa yang saya maksud dan saya harapkan, saya sengaja meninggalkan nomor telpon, dan saya menunggu kepastian akhy.. bila akhy mengizinkan saya untuk menjadi pendamping hidup akhy kelak, saya tunggu telpon akhy.. tapi bila tidak! Buanglah atau bakarlah surat ini….biarkan menjadi sebuah harapan untuk saya

“Aisha itu gadis baik-baik kok mas.. maka dari itu saya mencintainya” kata asrul..
Gigar menatap asrul “lalu? Mengapa surat ini tidak ia tulis untuk mas asrul?”
“karna ia mencintai mas gigar..”

“…”
“yakinlah mas.. saya tidak marah ataupun sakit hati, Aisha tentu tidak sembarangan menulis surat untuk seseorang.. apa lagi surat pengharapan seperti ini..”
“mungkn saya harus minta pendapat kang Nabil dulu, dia pasti lebih bijaksana dari pada saya” kata gigar
“ya sudah kalau itu keputusan mas, saya permisi..”
Asrul pun pergi meninggalkan gigar,,
Gigar mengambil telponnya.. sesaat kemudian terdengar suara jawaban..
“Assalamu’alaykum mas gigar ada apa?” jawab nabil dari seberang
“wa’alaykumsalam.. sedang sibuk kang?” Tanya gigar
“oh kebetulan tidak, tadi saya habis dari rumah sakit terus langsung pulang”
“rumah sakit? Sakit apa kang?” Tanya gigar khawatir
“oh,, bukan saya mas yang sakit, tapi teman satu kantor saya..”
“oh.. syukur Alhamdulillah..”
“yah,, sehat memang mahal mas..”
“iya kang.. memang sakit apa teman kang nabil itu?”
“kata doktersih cuman stress,, maklum mas, diusianya yang masih muda, dia jadi penulis handalan dikantor..”
“oh ya? Penulis apa kang?”
“cerita kategori religi. Nanti kalau mas gigar kesini saya kenalkan”
“waah.. tentu saya sangat berminat berkenalan dengan teman kang nabil itu..”
“tapi…”
“tapi kenapa kang?”
“dia tidak berjilbab”
“perempuan? Tidak berjilbab?”
“ia mas, kata teman-teman sih.. dia takut kalau dia mengharap ke masa lalunya bila dia berjilbab”
Gigar bingung “kok bisa gitu?”
“karna orang yang pernah dia cintai itu sekarang tekun dalam agama”
“waah.. ya tidak bisa begitu dong! Berjilbab itu kan hukumnya wajib bagi perempuan yang sudah baligh.. itu namanya gengsi kang, ingatkan saja padanya.. bahwa syetan diusir dari syurga karna gengsi..” kata gigar “berjilbab itu karna Allah.. kalau dia katakan anggap saja mantannya itu tekun dalam agama sekarang, ia pasti tidak punya pemikiran seperti itu bila mereka bertemu kelak”
“….”
“lagian, belum tentukan mereka bertemu kang?”
“iya sih mas, saya belum sempat bicara dengannya”
“itu kewajiban bagi kang nabil..”
“waah.. iya,, iya pak ustadz” ledek nabil
Gigar hanya tersenyum diseberang sana..
“oya,kita jadi asyik membicarakan teman saya itu, ada apa gerangan mas menelpon saya..?” Tanya nabil
Gigar terdiam sejanak
“begini kang, Aisha…”
“ada apa dengan aisha mas?”
“aisha mengirimi saya surat, surat pengharapan..”
“lalu?”
“bila saya menerimanya, saya diminta menelpon nomor yang dia tinggalkan disurat tersebut”
“sebenarnya semua jawaban dan solusi ada pada mas gigar sendiri”
“maksud kang nabil?”
“mas gigar mencintainya?”
“saya sendiri tidak tau,, cinta seperti itu sangat tabu bagi saya”
“saya tau., tak mudah bagi mas untuk membuka hati pada orang lain setelah perlakuan teman mas dulu”
“…”
“begini, apakah ketika mas mengingat aisha, ada perasaan yang pernah ada ketika mas mengingat teman masa lalu mas itu?”
“kurang lebih seperti itu kang”
“mantapkan mas, bila perlu istikharah..”
“iya skang, syukron buat nasehatnya”
“sama-sama.. hanya sejauh itu yang bisa saya sampaikan..”

***

“slamat datang kembali dikeluarga kecil kita!!!!” teriak emma sesampainya faya dari rumah sakit.
“emm.. so sweet..” kata faya penuh haru
“maaf ya mbak, kita nggak bisa ikut nganter pulang.. saya dan mbak emma sibuk bikin surprice” tambah Aisha
“nggak papa kok, kan udah ada kak surya” kata faya sembari melirik surya..
Surya dibuat kaget juga oleh kata-kata faya
“yah.. kita ini keluarga kecil diperantauan, jadi harus saling bahu membahu satu sama lain” kata surya
“siiip” kata emma sembari mengacungkan jempol
“setuju” bisik faya
“ya udah. Sekarang kita makan-makan yuk,, buatan koki terkenal Qanitha Emma Sandikha dan Cahaya Noura Aisha..” seru Aisha
“horee!!!” emma ikut bersorak
“koki terkenal? Ckckck” ledek surya
Emma dan aisha hanya cengengesan,,



*Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar