>

Cari Blog Ini

Rabu, 02 Mei 2012

OASE DIDALAM HATI / #20

Pagi yang begitu cerah, namun justru terasa dingin oleh gigar.. jantungnya berdengup keras dan lebih cepat dari biasanya..
Hari ini ia telah selesai PKL, yah.. enam bulan terasa begitu cepat baginya.. dan hari ini pula ia akan bertemu dengan wali aisha setelah beberapa kegagalan pertemuan diawal dia kejakarta, dikarenakan boss aisha yang sering sakit-sakitan..
Entahlah,! Gigar memang merasa belum pernah bertemu dengan boss aisha ‘fayzah’ tapi, entah direncanakan atau tidak, tiap ia mau menemui wali aisha penulis itu selalu sakit, dan pertemuannya gagal.. akhirnya ia putuskan untuk menemui di akhir masa praktek kerja industrinya,,
“Assalamu’alaykum..” ucapnya ketika sampai didepan rumah wali aisha
“Wa’alaykumsalam..” terdengar sahutan dari dalam,, seorang perempuan yang telah mampu menggetarkan kembali hatinya setelah hampa untuk beberapa waktu..
“oh, akhy gigar, mari masuk” kata aisha
Gigarpun menurut masuk dirumah itu..
“sebentar ya, saya pangilkan kakak saya”
Gigar hanya mengangguk, sementara aisha pergi. Tak lama kemudian kakak aisha keluar.. dan alangkah kagetnya gigar melihat orang itu.
“Surya Darmawan Alfandhy” bisiknya pelan..
Meski belum pernah bertemu orang itu, tapi wajah dan namanya cukup ia kenal, menurutnya laki-laki itulah yang beberapa waktu lalu menjadi pacar faya, dan mungkin sekarang sudah bertunangan, seperti apa yang dikatakan asti..
“oh, jadi ini yang namanya Gigar Febrian?” tanya surya
“iya kak” jawab gigar gugup
“kenalkan, saya surya. Wali dari aisha”
Deg! Jantung gigar semakin berdegup keras, dugaannya tidak salah lagi..


Sementara itu faya tengah gelisah didepan laptopnya, enam bulan sudah ia tak bertegur sapa dengan sahabatnya, Emma. Bahkan, novel yang akan ia buat pun terbengkalai, padahal cerita dan alurnya sudah ia fikirkan,, tapi jemarinya seperti tak mampu untuk ia gerakkan untuk mengukir tiap kata-kata.
Tiba-tiba telponnya berdering, lila..
“hallo” katanya
“fay, gimana? Novelnya udah terbit?” buru lila
“belum, mungkin masih bulan depan, atau bahkan tahun depan” katanya
“yah.. kata kamu kisah nyata, lalu apa yang kamu bingungkan?”
Faya diam, lila memang tidak tau kalau ia tengah retak dengan emma.
“emmm.. ti.. tidak ada kok!” jawab faya berbohong
“gigar??” tebak Lila
“untuk apa memikirkan seseorang yang sama sekali tidak memikirkan keberadaan kita”
“itulah cinta”
Maksudnya?” Tanya Faya tak mengerti
“ya! Cinta terkadang tak kenal dengan keuntungan”
“…”
“kamu bilang untuk apa memikirkan seseorang yang sama sekali tidak memikirkan keberadaan kita, itulah cinta.. ia tak memandang kepada siapa dia singgah”
“bukan saat yang tepat membicarakan hal itu,”
“tapi setiap saat kau selalu memikirkan itu fay!”
“huuft.. entahlah!”
“tanpa sadar kau justru menghambat dirimu sendiri untuk bahagia”
“tapi jika kunyatakan justru menambah kesedihan lila!”
“dari mana kamu tau?”
“bukankah kamu bilang gigar akan segera menikah sebelum ia wisuda”
Lila diam, berita itu memang menyakitkan untuk faya, tapi mau tidak mau ia harus mengatakannya.. “berita itu pasti menyakitkan untukmu fay, tapi..”
“sudahlah lila, semua pintu menuju kesana sudah tertutup..”
“dan saatnya kaupun membuka pintu untuk yang lain”
“semoga saja”
“semoga saja?! Maksudmu?”
“semoga saja hati ini sanggup lila”
“pasti sahabatku”

Sementara itu indi dan asti tengah menunggu meyfa yang tertidur lemah dikamar rumah sakit.
“sudah setengah bulan lebih” desah Indi
Asti memegang tangan indi, berharap sahabat lamanya itu bersabar “kita berdo’a saja, memohon yang terbaik padaNya. Bila memang meyfa harus pergi, ikhlaskan in..”
Tak terasa butiran bening menetes dari kedua mata indi “Insya Allah..” katanya lirih
Asti kembali diam, keberadaan laki-laki yang dicintai oleh meyfa masih ia rahasiakan. Ia tak juga mengatakan pada indi bahwa laki-laki itu adalah gigar, dan sekarang tengah berada dikota meyfa dirawat.. yah! Dijakarta.
“kalau keadaannya masih lemah seperti ini, kapan dia akan bercerita hal apa yang membuatnya bersedih” keluh indi lagi “bahkan dengan kamu saja, yang teman satu kamar, ia tidak bercerita” lanjutnya
Asti tersentak, kebohongannya kembali diucapkan indi. Kebohongan bahwa meyfa tidak pernah menceritakan masalah yang membuat ia sakit sebegitu lamanya. Ia menundukkan kepala, air matanya benar-benar menetes.. haruskah ia katakana yang sebenarnya pada indi? Tentang gigar? Tentang aisha? Tentang pernikahan mereka yang ia rahasiakan dari meyfa..? ia terlalu banyak berbohong! Membohongi aisah bahwa meyfa merestuinya, membohongi meyfa bahwa gigar menikah dengan sahabat lamanya, dan membohongi indi bahwa ia tidak tahu masalah meyfa..
Harapan dan mimpiku terhempas dalam gelisah,
Semua terangkum dalam sebuah dilemma,
Kala gundah gulanaku bermuara menjadi satu,
Ku ucapkan namaMU.,
Nama yang selalu akan ada untuk memaafkanku,
Ya Robb.. aku tersesat pada jalan yang telah kupilih.
Pada jalan yang sbenarnya begitu terang untuk ku katakan gelap!
Jalan yang sebenarnya begitu luas untuk ku katakan sempit!
Jalan yang begitu mudah untuk ku katakan sulit!
Dan apakah aku masih layak untuk menyerukan namaMU?

“in.. indi” panggil asti gugup
Indi menoleh, matanya terlihat sembab.
“in, aku mohon jangan marah padaku” pinta asti
Indi mengerutkan keningnya “marah karna apa as? Aku justru sangat berterimakasih padamu, kau setia ikut menemani meyfa selama sakit”
“sebenarnya….”
Indi kemabli mengerutkan keningnya, menunggu asti bicara.
“sebenarnya laki-laki itu gigar in” katanya
“laki-laki? Gigar? Maksudnya?”
“meyfa!, meyfa mencintai gigar”
Indi kaget bukan main dibuatnya, gigar? Mana mungkin ia lupa? Laki-laki yang dulu pernah mencintai sahabatnya, faya. “gi.. gigar?”
“ia, gigar tinggal di asrama kami, tapi sekarang dia sedang PKL”
“dimana as? Katakan?! Biar aku temui dia!!” kata indi tak sabar
“dia ada disini! Tapi tak mungkin in!!!” bentak asti
“kenapa?”
“gigar akan menikah!”
“menikah? Dengan siapa? Faya? Bukankah dulu dia tidak mencintai gigar? Faya pasti mau mengalah untuk meyfa!!”
“bukan!”
“lalu?”
“aisha”
Indi kembali kaget untuk kedua kalinya, aisha? Dia tentu kenal dengan gadis itu. Meski tak pernah seakarap meyfa, tapi keluarga gadis itu pernah bekerja dirumah saudaranya itu, bahkan aisha disekolahkan oleh orang tua meyfa. “aisha..” bisiknya pelan
“meyfa tidak tau hal ini, tapi ia tau bahwa gigar akan menikah, dan terpaksa.. aku berbohong kala gigar akan menikah dengan sahabat lamanya” tutur asti
Indi menghempaskan tubuhnya dikursi, “aisha memang pantas mendapatkan cinta gigar, tapi.. meyfa” katanya pelan
“aisha juga tidak tau kalau meyfa tengah sakit” kata indi sembari menghampiri sahabatnya, ia pegang pundak sahabatnya..
Senja semakin temaram mengarak kearah kota jakarta sore, awan hitam saling berkejaran dilangit pertanda hujan akan segera turun..


*bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar