>

Cari Blog Ini

Rabu, 02 Mei 2012

Percikan Rasa 'cemburu'

Aliya baru tersadar bahwa ia ketiduran setelah shalat subuh tadi. Jam menunjukkan pukul 09.16 pagi. "Astaghfirullah!" serunya.
Cepat saja ia beranjak dari atas sajadahnya dan berlari ke arah kamar. Benar yang ia duga, suaminya sudah berangkat dan untuk kesekian kali meninggalkan pesan yang isinya hampir sama dari pesan2 yang lain saat ia lalai akan kewajibannya sebagai seorang istri.
'maaf tidak membangunkan ummi, abi tau ummi pasti capek. Abi beli sarapan diluar saja'


***

aliya terheran-heran kembali. Cucian yang menumpuk dibelakang tiba2 tidak ada. Padahal seusai liqo' tadi niatnya mau mencuci baju yang tingginya sudah seperti gunung jayawijaya saja!
"mana mungkin bisa hilang.." bisiknya. Dan ketika ia masuk kamar, kembali pesan singkat dari suaminya
'ummi, abi ke laundry. Kasian ummi pasti capek. Sampai tidak sempat mencuci baju kita yang kotor'

akhirnya air mata aliya benar2 tumpah! Air mata yang selama ini ia tahan..
Ia benar-benar malu, benar-benar tengah cemburu..
Suamiku..
Bagaimana mungkin aku pernah lelah bersamamu..
Inikah yang dinamakan percikan cemburu yang lahir dari rasa cinta?
Aku cemburu pada tukang nasi yang memberimu sarapan pagi untuk memulai aktivitasmu mencari rizqi Menafkahi ku?
Aku cemburu pada tukang cuci yang membersihkan bajumu yang kau kenakan untuk mencari rizqi menafkahiku?

Wahai imamku,
aku cemburu..
Pada tiap butir nasi yang seharusnya mendo'akanku,
pada aliran air yang mencuci dosaku..

Padahal ketika kulakukan itu, dseluruh rupa yang terkena cahaya adalah amalan untukku..
Percakapan Obrolan Berakhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar