>

Cari Blog Ini

Rabu, 18 April 2012

OASE DIDALAM HATI / #18

Asti terdiam disudut kamarnya, sesaat ia belai rambut sahabatnya.,
Kapergian gigar kejakarta untuk melamar aisha membuat meyfa shock! Yah.. meskipun asti tak mengatakan bahwa gigar akan melamar aisha, melainkan seseorang dijakarta,, hal itu cukup membuat meyfa tak mampu bangkit dari kamar, belum lagi asti mengatakan kenyataan yang sebenarnya,,
Asti melangkah kejendela menatap keluar., penjelasannya pada gigar hanya akan membuat kebahagiaan gigar hancur, “sudah cukup dengan apa yang kami lakukan saat itu” bisiknya pada dirinya sendiri.
Maka ketika aisha mengirimkan sms untuk meyfa, sms itu ia balas dengan nomor baru dan mengaku sebagai nomor meyfa. Padahal., selama meyfa sakit hpnya ia yang bawa.
Ia alihkan pandangannya pada meyfa, gadis cantik itu terlihat kurus sekarang, pucat, seperti tak punya semangat untuk hidup.. “apa yang dirasakan faya bila mendengar gigar akan menikah? Apa yang akan dilakukan lila dan emma untuk faya?” bisiknya lagi.

“ukhty,,,”
Asti tersentak, meyfa sudah bangun dari tidurnya, iapun melangkah mendekati meyfa.
“ukhty.. saudara mey sudah datang?” katanya pelan.
Asti menggeleng “masih diperjalanan ukh” kata asti. Seraya menggenggam tangan meyfa.
“gadis itu pasti beruntung”
Asti tak mampu membendung air matanya, selalu begitu yang diucapkan meyfa tiap terbangun dari tidurnya…
“ukhty, ukhty menyesali kehendak Allah?” kali ini asti mencoba mengingatkan
Meyfa mengalihkan pendangannya keluar jendela “bukan menyesali kehendak Allah., tapi kebodohan saya sendiri” katanya ketus
“…..”
“bahkan untuk kebahagiaan saya sendiri saya tidak berani mewujudkannya” lanjut meyfa
“Allah lebih tau yang sebenarnya,,” jawab asti “Balillaahu maulakum, wa huwa ghairunnaashiriin tetapi hanya Allah-lah pelindungmu, dan Dia penolong yang terbaik.. itu jawabannya dalam  Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 150 ukh..” lanjutnya
Meyfa kembali diam… suasanapun berubah menjadi hening kembali..
“kok kakak mey lama sekali ya?” meyfa membuka pembicaraan
“mungkin dia belum tau kamar kita, kalau begitu saya keluar ya ukh.. biar saya sambut didepan gerbang asrama”
“syukron ukh”
Asti tersenyum.. mencoba memberikan senyum termanis untuk sahabatnya “ciri-cirinya?”
“katanya sih tadi dia mau pake jilbab”
“disini memang harus berjilbab bukan?”
“oh iya! Biar saya sms dulu ya ukh”
Asti mengalihkan pandangan ke seluruh ruangan, sembari menunggu meyfa mendapat balasan dari saudaranya..
“katanya, dia nanti mau pake kaca mata hitam. Biar ukhty cepat menemui dia” kata meyfa kemudian
“oh, ya sudah.. saya permisi keluar ukh”
“iya, makasih banyak lo ukh”
“ah.. biasa saja lah.. Assalamu’alaykum..”
“wa’alaykumsalam..”
Asti melangkah keluar.. ia baru teringat setelah sampai gerbang asrama.. belum menanyakan nama saudara meyfa.. ditambah, ia belum menyuruh meyfa untuk minum obat..
“Ya Allah.. gimana sih as kamu ini.. masak cuman ngurus begini saja nggak becus” gerutunya
Disaat ia tengah sibuk menyalahkan dirinya sendiri, sebuah mobil yang bisa dibilang mewah.. berhenti didepan gerbang memasuki asrama.. tak lama kemudian pengemudi mobil itu keluar..
“memakai jilbab, mengenakan kaca mata hitam!! Berarti..” kata asti pelan “ukhty!!!” panggilnya
Perempuan itu menoleh kearah asti, dan dia sungguh terkejut dengan apa yang dia lihat.. asti yang melangkah kearahnya pun sontak menghentikan langkahnya begitu perempuan itu membuka kacamata..
Sesaat mereka saling terkejut.. sampai tak mampu mengucapkan satu kalimat sekalipun..
“in.. Indi Aqualistavia! Indi!!” seru asti
“Mourasty Anggara Pryanika! Asti!!!” indipun tak kalah histeris..
Merekapun berpelukan melepas rindu.. enam tahun lebih mereka berpisah..
“kita duduk disana yuk!” kata asti sambil menunjuk suatu bangku dikantin
“ayo!” jawab indi setuju..
Merekapun melangkah kekantin.. memesan minum,, berbicara tentang suka duka selama enam tahun terakhir,..
“kasian juga kamu as, yah.. banyak orang bilang hidup itu akan sempurna bila kita kaya raya.. tapi, kita sendiri tak pernah merasa sempurna dengan keadaan kita” kata indi
Asti terdiam, “lalu, kenapa waktu itu kamu memutuskan persahabatan in?, terus terang, kami sangat kehilangan waktu itu” kata asti
Indi tersenyum mendengar pertanyaan asti “terus terang, saat itu aku berfikir terlalu sempit untuk sebuah persahabatan”
“maksudmu?” Tanya asti tak mengerti
“yaah.. aku berfikir, bila aku dan emma bersaing, kalian pasti akan terbagi untuk membela kami..” tutur indi “saat itu seorang indi juga berfikir, hidupnya sudah serba berkecukupan, berbeda dengan Qanitha Emma Sandikha.. mungkin bila aku kesepian aku masih bisa menghibur diri dengan segala fasilitas yang aku miliki, tapi emma.. kalianlah yang bisa menghibur mereka” lanjutnya
“semulia itukah kamu in?” puji asti..
“ah,, kalau kamu ada diposisi indi saat itu, indi yakin kamu juga akan melakukan hal yang sama”
“kalian memang berhati emas..” kata asti
“Aaamiin Ya Raab, bagaimana keadaan meyfa as?”
“yah,, saya bingung in,, dia terus menangis,, bahkan untuk makan pun ia sering menolak..”
Indi mendesah..
“kondisinya semakin drop, tapi ia nggak mau dibawa kerumah sakit, katanya ia mau nunggu kamu” lanjut asti
“ya sudah, ayo kita kekamar” ajak indi
Merekapun melangkah menuju kamar asrama, tapi mereka kembali terkejut.. karna meyfa tak sadarkan diri.. indi dan astipun buru-buru membawanya kerumah sakit..

***

Sementara itu Je juga tengah menunggu faya dirumah sakit..
Kedatangannya ke Jakarta untuk menemui faya, mengundangnya ke acara bedah buku dikampusnya.. karna novel faya tengah menjamur di kampusnya,
Tapi, ketika sampai kontrakannya, bukan sambutan hangat yang ia temui, justru faya yang tengah pingsan disamping meja telfon..
“makasih ya je, aku nggak tau kalau nggak ada kamu gi mana nih nasip..” kata faya
“yah, sama-sama fay, kamu udah menerima undangan kampusku saja udah lebih dari cukup”
Disaat faya dan je tengah asyik ngobrol, tiba-tiba emma masuk dengan tergopoh-gopoh.. tapi setelah mengetahui apa yang dia lihat dia kembali keluar dengan emosinya. Faya dan Je pun kelabakan dibuatnya..
“tolong je, kejar emma.. aku nggak mau persahabatan kami seperti indi!!” pinta faya
Je gugup dibuatnya, tak mengerti apa yang dikatakan faya. Tapi ia turuti juga permintaan faya untuk mengejar emma..
“emma!! Emma!! Tunggu!!!”teriak je sembari mengejar emma
Tapi emma dengan tergesa-gesa menghentikan taxi, jepun tak mampu mengejarnya..
Ia kembali ke dalam rumah sakit dengan penuh tanda Tanya..

*Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar