>

Cari Blog Ini

Jumat, 13 April 2012

OASE DIDALAM HATI / #16




Waktu berlalu begitu cepat, hari ini gigar pergi kejakarta untuk melaksanakan PKL salah satu syarat sebelum wisuda. Tujuan pertama gigar adalah kantor nabil dan kampus aisha.
“bismillah.. semoga semua lancar” bisiknya
Tak menunggu waktu lama, begitu sampai dikontrakan nabil, gigar langsung tancap gas menuju kantor nabil, untuk mengembalikan kunci kontrakan yang tadi dia titipkan lewat teman satu kostnya.. kemudian dia akan bertolak ke kampus aisha, untuk bertemu dengannya sekaligus menemui walinya.
“Assalamu’alaykum” ucapnya begitu sampai diruangan nabil
“wa’alaykumsalam.. eh, sudah sampai mas?” seru nabil
“Alhamdulillah..”
Merekapun melepas rindu sesaat
“jadi ini tempat kerja kang Muhammad Nabil” ledek gigar
“yah..beginilah mas, Alhamdulillah mendapat tempat yang memadai”
Gigar tersenyum, tanpa sengaja ia melihat sebuah novel “KUCINTAI IMANMU, ini hasil karya penulis sini?wow! Best seller?” tanyanya pada Nabil
Sontak nabilpun tersentak dan mengambil novel tersebut dari mejanya.. “ah.. ini.. ini.. delapan bulanan lalu”
Gigar mengerutkan keningnya, nabil terlihat gugup menjawab pertanyaan yang begitu biasa baginya.
“kenapa kang?”
“ah, tidak!!”
Gigar diam, ia teringat sesuatu “oya, katanya kang nabil mau mengenalkan saya pada teman kerja kang nabil yang katanya penulis handalan dikantor ini”
Nabil sontak benar-benar dibuat gugup oleh tiap pertanyaan gigar
“dia.. dia.. kebetulan tidak ada mas!” katanya
“tidak ada apa takut kalau saya naksir sama dia?” ledek gigar dengan santainya tanpa mempedulikan kepanikan nabil
“ah.. mas gigar ini.. sudahlah cepat kekampus faya, lagian tadi mbak fay memang keluar ko! Saya lihat sendiri!”
Kali ini justru gigar yang tersentak “apa? Mbak fay?”
Nabil sontak menutup mulutnya, menyadari ia tanpa sengaja menyebut nama faya.
“siapa namanya kang?” selidik gigar
“fay.. fay.. fayzah!” jawab nabil, terpaksa juga dia membohongi orang yang sudah dia anggap saudara.
Gigar Nampak menarik nafas lega “ya sudah, saya pamit kang.. titip salam buat mbak fayzah.. katakana bahwa saya kagum dengan prestasi beliau” kata gigar
“Insya Allah mas”
“Assalamu’alaykum”
“wa’alaykumsalam”
Gigar melangkah keluar.. menuju kampus Aisha.

***

Tiba-tiba jantung gigar terasa berhenti berdetak! Demi melihat seseorang yang tengah duduk dibawah pohon dan mengotak atik tiap tuts keyboard laptopnya, dia.. berjilbab!!!
“fa… faya?!” katanya tak percaya
Gadis itu pun menoleh, ternyata dia juga tak kalah kagetnya dengan gigar “kamu?” katanya singkat sembari bangkit dari duduknya.
Gigar membanting tubuhnya dikursi tempat faya duduk tadi sejenak mereka diam,
“saya.. saya minta maaf kalau ..” faya memulai membuka percakapan “saat itu saya belum sempat minta maaf” kata faya sambil menunduk
Gigar melihat faya, entah mengapa kebenciannya selama ini terhadap faya seolah musnah diterpa angin yang ditiupkan dari pepohonan, padahal saat ia bertemu asti waktu itu ia bisa marah-marah.. semuanya menjadi perasaan yang ia sendiri tidak tau..
“atas apa?” tanyanya
“atas, kesalahan yang saya buat, bersama teman-teman saya”
“…”
Suasana kembali hening
“saya dengar dari lila, kamu mau menikah?” Tanya faya hati-hati
Gigar diam, faya pun demikian.. sungguh saat ini yang dia harapkan adalah jawaban ‘tidak’ dari gigar
“mohon do’anya” kata gigar dia bangkit dari duduknya, tepat didepan faya yang tengah berdiri..
Gigar berlalu tanpa sempat faya mengucapkan sesuatu yang tengah ada dibenaknya
“bila saya diberi umur panjang, saya pasti akan mendo’akan” katanya sembari berlinang air mata.. tapi gigar sudah melangkah pergi, jadi ia tak mendengar apa yang faya ucapkan..
Gigar masuk kedalam bus dengan perasaan tak tentu, dari jauh ia benar-benar melihat faya menangis.. ia sendri tak menyangka bila ia bertemu faya kembali setelah hampir enam tahun lebih dipisahkan..
“Ya Allah.. bila pertemuan kami menyisaka airmata untuknya, pisahkanlah kami kembali.. dan jangan pertemukan lagi.. karna Aisha adalah orang yang saya pilih bukan dengan asal pilih.. kami dipertemukan melalui majelis da’wah yag semoga Kau ridoi” bisiknya dalam hati bersama deru mobil yang perlahan menghapus keberadaan faya...

***

“saya sadar sepenuhnya kesalahan saya” kata faya dengan masih sesenggukan..
Aishapun kembali memeluk faya
“sudahlah mbak, semua sudah Allah atur, kalau teman mbak itu nggak mau memaafkan mbak, yang penting kewajiban mbak buat minta maafkan udah mbak laksanain” bisiknya
Faya terdiam “oya, katanya teman kamu itu sudah didepan kampus tadi.. mana?” Tanya faya
“oh, dia bilang nanti sore aja, langsung kerumah bang surya” jawab aisha
“kerumah kak surya?” memang kenapa?”
Aisha baru menyadari perkataannya “em.. bang surya kebetulan kenal” katanya semaunya
Faya hanya mengangguk “saya nggak bisa ikut ya? Banyak kerjaan, saya harus balik kekantor”
“ia mbak, nggak papa kok”
Aisha mendesah. .. “mungkin Allah lebih meridhoi rencana bang surya, tapika yang mau menikah aku? Kok yang dikasih surprice mbak faya?” gerutunya..
Kemarin surya bilang padanya agar merahasiakan perihal pernikahannya pada faya, aisha hendak protes atas usul surya,, tapi ia bilang nanti selepas ijab qabulnya surya akan melamar faya.. konyol memang, tapi apa boleh buat..
Dan aisha mengira rencana aisha untuk mengenalkan faya dengan gigar gagal oleh penundaan gigar.. padahal mereka tadi bertemu.. dan baru saja faya menceritakannya..
Tanpa mereka ketahui..



*bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar